No image available for this title

Text

Pengaruh pemberian parasetamol dan deksketoprofen terhadap kadar prostaglandin pada tikus wsitar



Latar belakang : Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan dimana berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan jaringan. Prinsip dasar penatalaksanaan nyeri akut harus ditujukan mencegah terjadinya sensitisasi perifer dan sensitisasi sentral. HAl ini bisa dicapai jika penanganan nyeri sebelum terjadinya nyeri itu sendiri.
Tujuan : Membuktikan pengaruh pemberian deksketoprofen dan parasetamol intravena sebelum dan setelah insisi pada tikus wistar terhadap kadar prostaglandin.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental desain randomized pre and post test only control group design. Sampel adalah 14 ekor tikus wistar jantan dengan kriteria tertentu, dibagi secara acak menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 (K1) merupakan kelompok yang diberi deksketoprofen 0,9 mg intravena sebelum insisi dan kelompok 2 (K2) merupakan kelompok yang diberi parasetamol 18 mg intravena sebelum insisi. Pengambilan sampel berupa serum darah untuk pemeriksaan kadar prostaglandin dilakukan sebelum pemberian deksketoprofen maupun parasetamol dan pemberian dilakukan 30 menit sebelum dilakukan insisi, 1 jam pasca insisi dilakukan pengambilan sampel darah pada kedua kelompok guna membandingkan kadar prostaglandin pre dan post insisi. Uji statistik normalitas data dengan Shapiro-wilk, pre and post dengan pair t test dilanjutkan wilcoxon. Uji beda K1 dan K2 menggunakan independent t test dan man whitney.
Hasil : Rata-rata kadar prostaglandin pada kelompok 1 sebsar 4811,08 + 1180,39 (pre test) dan 1022,75 + 667,2 (post test). Kelompok 2 2271,53 + 1555,96 (pre test) dan 544,63 + 446,49 (post test). Pada uji beda kadar prostaglandin dengan uji paired T-test didapatkan perbedaan bermakna pada kelompok K1 pre dan post (p=0,001) dan kelompok k2 juga didapatkan berbeda bermakna pada pre dan post (p=0,018). Pada uji selisih penurunan antar kelompok K1 dan kelompok K2 terdapat kadar prostaglandin dengan menggunakan uji Independent T-test didapat hasil yang berbeda bermakna (p=0,024).
Kesimpulan : Deksketoprofen dan parasetamol dapat digunakan untuk menurunkan kadar prostaglandin dimana deksketoprofen memiliki kemampuan dalam menurunkan kadar prostaglandin yang lebih baik dibandingkan parasetamol.
Kata kunci : deksketoprofen, parasetamol, prostaglandin


Ketersediaan

070/FKUD/TS/2017617.9 PRA pRak Tesis (RT)Tersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
617.9 PRA p
Penerbit FK Undip : Semarang.,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
617.9
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this